Selasa, 26 Januari 2016

KAPAN NIKAH?

             Pada saat usia gue 20 tahun kata-kata "kapan nikah" terdengar biasa di telinga gue. Gue nggak alergi, sensitif atau jadi baper (bawa perasaan). Tapi entah kenapa di usia 22 tahun ini pertanyaan "kapan nikah" seolah menjadi penjajah terkejam yang menghantui dan menjajah kehidupan gue. Bahkan saking ngerinya dengan pertanyaan KAPAN NIKAH itu gue sampai malas banget datang ke rumah kakak kandung gue yang tetangganya suka pada nanyain, "Kapan nikah?" Selain itu gue juga jadi malas untuk menghadiri acara kumpul keluarga. Sebenarnya sih kalu dipikir-pikir kenapa jugague harus risih, taku, dan merasa terjajah dengan pertanyaan SEDERHANA itu, toh apa ruginya dan dampaknya di hidup atau masa depan gue? Nggak ada kan.
            Lama kelamaan saking seringnya gue mendapatkan pertanyaan KAPAN NIKAH gue jadi kebal, dan di usia 22 memasuki usia 23 ini gue jadi biasa saja dengan pertanyaan kapan nikah. Selain itu gue juga sering membaca artikel tentang pernikahan, pertanyaan kapan nikah dan cara menyikapinya, kata-kata bijak tentang jodoh, dan sebagainya. Semu itu membantu banget sehingga saat ini alhamdulillah gue udah kebal dan nggak merasa terjajah ataupun baper (bawa perasaan) lagi dengan pertanyaan itu. Sebaliknya, gue malah jadi takut nikah. Eh bukan takut nikah juga sih, lebih tepatnya takut untuk jatuh cinta/ "mengenal" laki-laki. Beberapa bulan yang lalu gue patah hati berat karena nggak jadi nikah dengan orang yang gue sayang banget, namanya niit sensor. Hubungan kita kandas karena restu orang tua, dia nggak salah, orang tuanya nggak salah, dan nyokap gue nggak salah, nggak ada yang salah, hanya saja Tuhan belum mengizinkan gue dan dia untuk menikah. Gue masih trauma sampai saat ini, dan cenderung mati rasa dengan kata-kata pernikahan. Whatever  gue bersyukur karena rasa terjajah gue akan pertanyaan "Kapan nikah" itu sekarang sudah musnah, jadi nggak ada lagi yang perlu gue takuti. Gue percaya bahwa Tuhan telah menyiapkan seseorang yang baik dan memang lebih klik apabila bersanding dengan gue kelak. Tsaaahh bahasanya.. Ahentahlah, gue laper, gue baper, gue lelah

SEKIAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar